Bagaimana jadinya jika
beberapa film digabungkan menjadi satu dalam format animasi dan bersettingkan
masa depan ? Maka jawabannya adalah Big Hero 6 ini. Robot, superhero, sains,
dan hal-hal berbau sci-fi lainnya melebur menjadi satu sebagai sajian yang
sangat menghibur. Tidak lupa karakter antagonis jahat yang memiliki kekuatan
super juga menjadi tambahan yang semakin membuat menarik.Di pinggiran kota masa depan
yang bernama San Fransokyo (gabungan dari San Fransisco dan Tokyo) sering
diadakan Bot Fights (pertarungan robot) jalanan. Tapi, pertarungan robot
tersebut bersifat illegal karena harus mempertaruhkan uang. Seorang anak jenius
13 tahun bernama Hiro Hamada (Ryan Potter) dengan robotnya, Megabot, berhasil
mengalahkan raja pertarungan robot jalanan di situ, Yama, beserta robotnya,
Little Yama. Tidak terima, Yama kemudian merebut Megabot milih Hiro dan
memerintahkan anak buahnya untuk memukuli Hiro. Dengan kendali Hiro, Megabot
begitu mudahnya melepaskan diri dan kembali pada Hiro. Kemudian datanglah Tadashi
(Daniel Henney), kakak Hiro, dia memberi pertolongan dan mengajak Hiro untuk
melarikan diri.
Hiro dan Tadashi adalah anak
yatim piatu, mereka tinggal bersama Bibi Cass. Hiro sangat suka sekali dengan
pertarungan robot, meski ia banyak sekali mendapat pertentangan dari Tadashi.
Tadashi berharap agar Hiro lebih pandai lagi memanfaatkan kecerdasannya untuk
hal yang lebih baik, dibanding sekedar mempertarungkan robot. Maka malam itu
Tadashi memaksa Hiro ikut ke laboratorium Ito Ishioka, tempatnya bereksperimen.
Di sana, Hiro berkenalan dengan para jenius penggila sains, Go Go (Jamie Chung),
Wasabi (Damon Wayans Jr.), Honey Lemon (Genesis Rodriguez), dan Fred (T.J.
Miller). Mereka semua adalah teman Tadashi, dan masing-masing dari mereka juga
memiliki spesialisasi tersendiri di bidang sains. Sedangkan dari hasil
eksperimen Tadashi, ia menciptakan sebuah robot yang dapat menjadi pelindung
bagi Hiro, bernama Baymax (Scott Adsit). Baymax secara khusus dirancang oleh
Tadashi untuk menuruti semua perintah dari Hiro dan melindunginya dari segala
bahaya.
Melihat orang-orang yang
berbakat dibidang sains di laboratorium Universitas itu, Hiro berharap penuh
supaya dapat diterima kuliah di sana. Tadashi pun menyetujuinya dan meminta
Hiro untuk mengikuti pameran sains. Penemuan yang dibuat Hiro membuat Robert
Callaghan (James Cromwell), profesor yang menjadi pimpinan Universitas
terkagum-kagum. Bahkan, seorang pemilik perusahaan teknologi, Alistair Krei (Alan
Tudyk) berharap akan membeli penemuan Hiro tadi. Tapi, Callaghan menentang Hiro
untuk menjualnya pada Krei, karena dia beranggapan bahwa Krei adalah orang yang
suka mementingkan diri sendiri dan mengabaikan sains. Tidak berapa lama setelah
permintaan Krei ditolak Hiro, gedung tempat pameran sains tadi terbakar.
Tadashi berusaha menyelamatkan Callaghan, meski akhirnya gedung tersebut
meledak dan mereka berdua tidak bisa diselamatkan. Berhasilkah Hiro mengungkap misteri
ledakan tersebut ? Serta bagaimana peran Baymax dalam setiap petualangan Hiro
selanjutnya ?
Don Hall dan Chris Williams
selaku sutradara sukses membangun sebuah kota imajinasi yang menggabungkan 2
kota besar, San Fransisco dan Tokyo. San Fransisco sendiri penuh dengan
bangunan modern nan futuristik tapi tidak lupa pula menyertakan beberapa bangunan
kuno ala Jepang. Seperti layaknya kotanya yang merupakan gabungan, Big Hero 6
sendiri sepertinya juga merupakan gabungan beberapa fitur dari film-film yang
sudah punya nama sebelumnya. Lihat saja bagaimana ketika Hiro mempertarungkan
robotnya yang bernama Megabot, pasti banyak yang teringat dengan dengan film
pertarungan robot yang dibintangi Hugh Jackman, Real Steel (2011). Memang tidak
menutup kemungkinan hal tersebut, karena sejauh durasi Big Hero 6 berjalan,
Anda akan menemukan banyak sekali fitur-fitur film lainnya yang ditampilkan di
sini. Jike boleh, saya sebutkan satu persatu adalah Iron Man (2008), The
Avengers (2012), dan How to Train Your Dragon (2010). Lucunya, ketika saya
begitu mengamati wajah dari Hiro, entah mengapa saya jadi teringat dengan Guy
dari The Croods (2013) atau Hiccup dari How to Train Your Dragon, yang mana
keduanya adalah buatan studio Dreamworks. Kebetulan kah ?
Untuk film animasi buatan
Hollywood sendiri memang masih cukup jarang yang dibuat dengan format action,
dengan menambahkan karakter antagonis yang benar-benar ‘serius’. ‘Serius’ di
sini dalam artian adalah karakter antagonis tersebut benar-benar badass dan no-kompromi
serta memberikan impact cukup besar pada
beberapa karakter protagonisnya. Mungkin tidak berlaku untuk Syndrome dari The
Incredibles (2004) atau Megamind dari Megamind (2010), yang keduanya masih
diselipi dengan komedi ringan dalam setiap dialognya. Tapi langkah dari Disney
dalam membuat Big Hero 6 yang diselipi antagonis ‘serius’ berupa pria bertopeng
Kabuki merupakan langkah yang bagus dalam memberikan warna baru di film animasi.
Dari semua nilai plus tadi,
Big Hero 6 memiliki kekurangan yang cukup fatal dalam segi penyampaian
komedinya. Banyak komedi slapstik yang ditampilkan terasa sangat ‘garing’
sekali dan cenderung membosankan. Saya pribadi hampir sudah mengenal semua
‘guyonan’ yang ditampilkan dalam Big Hero 6. Tapi, peran Baymax yang konyol
sendiri cukup memberikan obat untuk ‘kegaringan’ tadi, meskipun tidak dalam
dosis yang besar. Selain aspek komedi, kelemahan lain dari Big Hero 6 adalah
banyaknya beberapa scene yang sangat predictable,
terutama dalam pengungkapan siapa sosok si pria bertopeng Kabuki. Wajar memang,
karena karakter antagonis yang ada di Big Hero 6 sendiri bisa dikatakan cukup
sedikit.
Dari semua kelemahan tersebut,
Big Hero 6 tertolong dengan eksekusinya yang ‘lumayan’ bagus. Jika Anda
mengingat bagaimana Ironman ketika melewati lubang hitam Tesseract di The
Avengers, maka Anda sudah bisa tahu dengan apa yang terjadi di sini. Hanya
bedanya, ending Big Hero 6 adalah versi ‘tidak beruntung’ dari The Avengers. Dan
lagi, jika Anda jeli, maka Anda akan menemukan sosok legendaris dari Marvel
Comic Universe, Stan Lee. Semakin akhir semakin jelas rupanya mengapa beberapa
fitur superhero dari Marvel sering muncul di sini. Singkatnya, Big Hero 6
adalah film animasi yang cukup ditonton sekali dan rasanya tidak perlu lagi
untuk didiskusikan sesama teman penyuka film.