DUNKIRK (2017)
Posted by mahasiswa teladan
Posted on Saturday, September 16, 2017
with No comments
DUNKIRK 2017
REVIEW:
Setelah film Interstellar (2014) yang mendapat sambutan positif dari kritikus film, Christopher Nolan kembali menghadirkan sebuah masterpiece berjudul Dunkirk. Film ini merupakan film pertama Nolan yang diadaptasi dari kisah nyata. Berdurasi 107 menit, Dunkirk
pun resmi menjadi film dengan durasi terpendek kedua yang pernah dibuat
oleh sineas asal Inggris ini. Meski berdurasi pendek bukan berarti ia
tidak menjanjikan karya yang epik lewat filmnya kali ini.
Mengambil setting di masa Perang Dunia II, Dunkirk
berkisah tentang aksi penyelamatan 330 ribu tentara Sekutu yang berasal
dari 4 negara berbeda yaitu Inggris, Perancis, Belgia, dan Belanda.
Tentara-tentara ini tersudut dan terdampar di sebuah pantai yang
terletak di kawasan Dunkirk, Perancis. Uniknya, Christopher Nolan
membawa kisah Dunkirk dengan gaya penceritaan yang berbeda.
Dunkirk dikisahkan dari 3 sudut pandang berbeda yaitu dari The Mole atau tanggul, The Sea atau pantai, dan The Air
atau udara. Ketiga bagian ini mengambil waktu yang berbeda satu sama
lain, namun akan terhubung menjadi satu cerita utuh di bagian akhirnya.
Penonton pun diajak kebingungan untuk mengikuti alur maju-mundur di
dalamnya.
Angle pertama, The Mole, mengisahkan
Tommy (Fionn Whitehead), seorang tentara Inggris yang bertahan hidup
agar bisa kembali pulang ke rumahnya. Karakter Gibson yang diperankan
oleh Aneurin Barnard dan Alex yang diperankan Harry Styles ikut berperan
dan mendukung cerita dari sudut pandang ini.
Yang kedua, The Sea,
akan menghabiskan waktu selama satu hari dengan Tuan Dawson (Mark
Rylance), seorang penduduk lokal yang mengemudikan kapal kecil bersama
anaknya, Peter (Tom Glynn-Carney) yang bertujuan untuk menyelamatkan
para tentara.
Yang ketiga, The Air, mengisahkan cerita dari sudut pandang seorang pilot Royal Air Force bernama
Farrier (Tom Hardy) dan Collins (Jack Lowden) yang berusaha untuk
mengalahkan pesawat tempur musuh. Ketiga sudut pandang ini saling
berkesinambungan dan menampilkan ciri khas serta orisinalitas Nolan
menceritakan kembali kisah sejarah dengan gaya baru.
Selain gaya penyutradaraan yang berbeda, Dunkirk seakan
menjadi pembuktian Nolan sebagai sutradara bertotalitas tinggi. Nolan
bahkan tak segan menggunakan properti asli untuk menggarap film ini.
Kali ini, ia menggunakan pesawat-pesawat tempur langka seharga 5 juta
USD atau setara dengan Rp 65 miliar. Totalitasnya semakin teruji saat
pesawat-pesawat tempur tersebut sengaja dihancurkan demi menciptakan
adegan yang terlihat real.
0 komentar:
Post a Comment