LOGAN (2017)
Posted by mahasiswa teladan
Posted on Friday, September 15, 2017
with No comments
LOGAN (2017)
SINOPSIS :
Set di masa depan, Logan dan Profesor Charles Xavier harus mengatasi
hilangnya X-Men ketika sebuah perusahaan yang dipimpin oleh Nathaniel
Essex / Mister Sinister menghancurkan dunia meninggalkannya untuk
kehancuran, dengan kemampuan penyembuhan Logan perlahan memudar dan
Xavier Alzheimer memaksa dia lupa. Logan harus mengalahkan Nathaniel
Essex dengan bantuan seorang gadis muda bernama Laura Kinney, klon
perempuan Wolverine.
REVIEW:
Plot dari franchise X-Men dan Origin Wolverine mungkin sedikit
membingungkan. Terutama karena setting waktu yang mepunyai alur maju
mundur. Untuk film solo Wolverine sendiri bagi saya belum pernah menjadi
sangat berkesan, kecuali setelah di instalment terbarunya sekaligus
terkahir kali ini yaitu Logan. Film ini benar-benar menjadi klimaks dan membuat penonton terperangah, berdecak kagum, bahkan berakhir dengan haru.
Film
ini mengambil latar belakang waktu di tahun 2029, dengan Logan terlihat
jauh lebih tua dan payah. Kondisi mutan tua ternyata juga mirip dengan
kondisi manusia normal saat menua. Penyakitan dan tak punya gairah.
Lebih parah lagi karena Logan menghabiskan waktunya untuk mabuk-maukan,
sembari ia masih merawat profesor Xavier yang sudah renta. Kemampuannya
untuk pulih juga tidak sehebat dulu,yang juga sedikit menimbulkan
pertanyaan di benak penonton. Karena katanya Logan terkenda virus.
Setelah sebelumnya diceritakan di film X-Men Apocalypse, proyek
Transigen yang dilakukan oleh perusahaan Essex untuk menghadirkan mutan
baru sebagai senjata mematikan. Kini kekacauan akhirnya benar-benar
muncul dan kembali menghantui kehidupan Logan. Muncul seorang anak
bernama Laura, yang memiliki kemampuan yang sama dengan Logan, yaitu
mengeluarkan cakar adamantium. Dan tentu saja, tim poryek Transigen
harus memburu para mutan karena masih disebut sebagai ‘produk gagal’
mereka.
Pertarungan Logan atau Wolverine kini jauh lebih beringas
dari semua film kemunculannya. Cakar dengan material adamantium ini
ditampilkan lebih banyak dalam mengoyak ‘daging’ lawannya. Bahkan bisa
dibilang, ini menjadi film bertema superhero yang paling sadis yang
pernah kami saksikan. Saya agak ragu apakah film ini bisa dinikmati oleh
semua penonton karena fight scene yang terlalu gory.Tapi sutradara
James Mangold cukup pandai memainkan emosi penonton. Ia membawa banyak
dramatisasi dari adegan-adegan yang mengundang amarah, bagaiamana
kekejian para pemburu mutan memperlakukan para mutan seperti binatang.
Sehingga, penonton bisa ikut merasakan kemarahan Wolverine yang dengan
membabi buta menghajar musuh tanpa ampun saat bertarung. Mungkin ini
yang bisa menjadi alasan kenapa adegan bersimbah darah tetap bisa nyaman
disaksikan oleh sebagian penonton.
Walau disisi lain agak
kontroversial karena pemeran Laura Kinney (X23) sendiri masih sangat
belia yaitu berusia 11 tahun, harus memainkan aksi yang bisa dibilang
lebih pantas di mainkan oleh orang dewasa atau minimal karakter remaja.
Tapi secara akting tidak ada yang kurang dari peran Dafne Keen saat
berhadapan dengan kamera. Talenta muda ini juga cukup luwes dalam
berdialog berbahasa latin dan Inggris, dan juga bahkan untuk aksi laga
yang terbilang ekstrim.
Di film ini penonton juga semakin merasakan kedekatan antara Prof
Xavier dan Wolverine layaknya seorang ayah dan anak. Memang, kurang
lebih sudah 17 tahun, aktor Hugh Jackman dan Patrick Stewart memerankan
kedua tokoh sentral di franchise X-Men tersebut, tapi di kali ini
keduanya terlihat lebih berinteraksi erat dan penuh drama.
Film
Logan mungkin juga sukses mengubah stigma penonton akan superhero dari
yang pernah kita saksikan sebelumnya dimana konflik datang, lalu
superhero mengatur strategi perang dan menang. Di film ini, penonton
akan lebih merasakan petualangan panjang yang putus asa tanpa akhir yang
benar-benar jelas.
Cerita panjang Logan ditampilkan durasi 2 jam 17
menit, biasanya akan hanya anda dapatkan di film-film nominasi Oscar.
Atau mungkin film ini memang sudah lebih dievolusikan untuk menampilkan
sesuatu yang benar-benar berbeda. Bukan hanya kesan brutal dan kesan
dark dari pertarungan yang dihadirkan, tapi plot cerita yang ditampilkan
dengan sangat dramatis berhasil menyentuh simpati penonton. Bagi saya
sendiri saat menyaksikan film Logan, mungkin ini jadi seperti sebuah
franchise X-Men yang bercampur dengan konsep cerita film Mad Max,OldBoy,
hingga,Terminator.
Beda dari film-film superhero yang saat ini
ada, baik dari DC maupun Marvel, saat menonton film Logan anda seolah
bukan lagi menyaksikan film super hero. Film ini tak sekedar seru atau
terkesan fun dengan efek visualisasi yang megah, bahkan jauh dari konsep
kostum memukau.
Bagi anda yang tidak menyaksikan beberapa sekuel franchise X-Men dan
Origin Wolverine sebelumnya, sebenarnya tidak begitu masalah. Karena
aksi laganya yang sangat memacu adrenaline pun sudah cukup memukau. Anda
tetap bisa menikmati film yang satu ini sebagai sebuah cerita terpisah.
Tapi pastinya anda akan lebih banyak mengetahui seluk beluk para mutan
dan latar belakang cerita masing-masing jika telah menyaksikan seluruh
sekuel film X-Men.
0 komentar:
Post a Comment