Home » » Percy Jackson: Sea of Monsters (2013)

Percy Jackson: Sea of Monsters (2013)

Percy Jackson: Sea of Monsters (2013)

review:
Legenda mengenai para dewa merupakan salah satu tema yang cukup menarik untuk diangkat menjadi dasar sebuah kisah petualangan fantasi yang baru. Tak terkecuali kisah petualangan Percy Jackson karya Rick Riordan yang mengambil tema mengenai  sekumpulan anak setengah dewa atau dewi ini.
Kisah petualangan Percy Jackson yang terdiri dari lima buah buku ini telah menuai kesuksesan sejak perilisan bukunya di tahun 2005 silam. Kesuksesan tersebut membuat seri petualangan Percy Jackson pun diadaptasi menjadi film layar lebar. Setelah tahun 2010 kemarin “Percy Jackson: The Lightning Thief” yang diadaptasi dari salah satu buku seri tersebut telah tayang di layar lebar, kini giliran buku keduanya yang hadir pada layar lebar termasuk di Tanah Air kita. Melanjutkan kisah petualangan Percy Jackson, kini saatnya sang anak lelaki keturunan Dewa Laut Poisedon tersebut melanjutkan petualangan yang seru dan menegangkan lewat “Percy Jackson: Sea of Monsters”!
Melanjutkan kisah dari perseteruan yang ada dalam “Percy Jackson: The Lightning Thief”, kini Percy Jackson (Logan Lerman) pun melanjutkan kehidupannya yang tenang di Camp Half-Blood bersama para teman sesama Half-Blood.
 
 
 
Walau berstatus sebagai pahlawan yang berhasil mencegah ancaman dunia, Percy tak lain hanyalah seorang anak keturunan Poisedon yang biasa saja. Bahkan, ia harus mengakui kekalahannya terhadap Clarisse La Rue (Leven Rambin), sang anak perempuan keturunan Dewa Perang Ares yang tengah naik daun di Camp Half-Blood tersebut. Karenanya, Percy menjadi kurang percaya diri dan menganggap bahwa keberhasilannya yang lalu hanyalah sebatas keberutungan semata, walau sahabatnya Annabeth Chase (Alexandra Addario) serta satyr-nya Grover Underwood (Brandon T. Jackson) berusaha menghibur Percy.
Di tengah kebimbangannya tersebut, tiba-tiba terjadi suatu hal yang tak terduga di Camp Half-Blood tersebut. Pohon Thalia yang selalu memberikan perlindungan dari berbagai ancaman diracun oleh seseorang, sehingga pertahanannya pun luntur karenanya. Untuk dapat mengembalikan pertahanan mereka seperti sedia kala, maka pohon Thalia membutuhkan alat magis Golden Fleece yang mampu menyembuhkan apapun yang menyentuh alat magis ini.



Tentu saja, perjalanan untuk mencari alat magis tersebut tidaklah mudah karena beragam bahaya yang menanti para pencarinya. Dan hal itu belum termasuk bahaya dari para oknum yang bermaksud mendapatkan alat magis Golden Fleece demi rencana yang dapat kembali mengancam kedamaian dunia. Mampukah Percy dan para kawannya mendapatkan alat magis tersebut untuk mengembalikan kondisi pohon Thalia seperti semula? Dan apakah ia juga berhasil mencegah rencana jahat para oknum yang berniat merebut Golden Fleece tersebut?
Sebuah petualangan yang seru dan penuh fantasi, itulah yang tersirat sepanjang film ini berlangsung. Tidak kalah jika dibandingkan dengan film pertamanya, “Percy Jackson: Sea of Monsters” masih mampu untuk menawarkan beragam aksi seru Percy dan kawan-kawannya. Beragam tokoh baru turut diperkenalkan lewat film sekuel Percy Jackson tersebut yang juga memegang peranan penting dalam film kedua ini, membuat alur cerita berkembang menjadi lebih menarik untuk disimak.Petualangan dari Percy Jackson dan kawanannya tersebut tentunya didukung juga dengan efek visual yang indah dan cukup menggelitik, seolah membawa para penontonnya untuk ikut merasakan apa yang tengah dihadapi oleh para tokohnya. Tidak ketinggalan juga beberapa makhluk mitologi yang hadir sebagai kawan maupun lawan di dalam film ini cukup menarik untuk disimak. Selain vsualisasi secara CGI yang indah, para makhluk mitologi ini mampu menambah imajinasi penontonnya, terutama penonton yang berusia lebih muda.Hal yang cukup disayangkan adalah karena melanjutkan kisah dari film pertamanya dengan durasi film yang tergolong singkat, maka penjelasan lengkap mengenai latar belakang Percy Jackson maupun tokoh-tokoh yang hadir dalam film “Percy Jackson: Sea of Monsters” ini kurang mendalam jika dibandingkan dengan film “Percy Jackson: The Lightning Thief”. Penonton yang tidak mengikuti seri Percy Jackson dari film pertama maupun membaca buku novelnya masih dapat menikmati alur cerita yang disajikan. Namun ada kemungkinan sebagian penonton akan merasa kebingungan mengenai para tokoh yang hadir di dalamnya.Meskipun film “Percy Jackson: Sea of Monsters” masih memiliki beberapa kekurangan, tetapi film adaptasi dari novel fiksi berjudul sama ini mampu menghibur para penontonnya dengan beragam kejenakaan serta tema fiksi yang menarik. Tidak hanya cocok untuk anak-anak, tetapi film ini juga dapat dinikmati oleh orang tua juga karenanya. Jika hendak menonton dan ingin menikmati keseruan dalam “Percy Jackson: Sea of Monsters” lebih maksimal, maka tak ada salahnya untuk mencoba menonton film ini dalam format 3D maupun 4DX.



Share This :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2016 PENIKMAT FILM