Spider-Man Homecoming (2017)
Posted by mahasiswa teladan
Posted on Saturday, September 16, 2017
with No comments
SPIDER-MAN HOMECOMING (2017)
SINOPSIS :
Waktu yang diambil dari film ini tak lama sejak peristiwa yang terjadi
pada film Civil War berakhir, di mana Peter Parker sang Spider-Man
kemudian diantar pulang oleh Tony Stark, sang Iron Man, dan kembali ke
kehidupan sekolahnya. Dengan memberikan beberapa nasehat dan pesan,
Stark pun meninggalkan kostum buatannya untuk Peter supaya bisa
digunakan untuk melakukan kebaikan. Tentu saja, Peter tak ragu-ragu
untuk menyimpan kostum tersebut, dengan harapan suatu waktu dirinya akan
dipanggil kembali untuk menjalankan misi besar seperti yang terjadi di
Berlin.
Tapi 3 bulan setelahnya, Peter tak mendapatkan pesan apapun dari
Stark maupun pihak organisasi Avengers. Langkah berikutnya yang ia
ambil? Menjadi pahlawan lokal di Queens setiap harinya untuk membantu
mereka yang kesulitan, mulai dari menangkap maling sepeda hingga
membantu seorang nenek menunjukkan jalan yang harus ditempuh. Tapi Peter
menginginkan lebih dari sekedar membantu masyarakat lokal, ia memiliki
keinginan untuk bisa melakukan sebuah peran besar di misi yang penting.
Hingga akhirnya harapan tersebut terkabul dengan kehadiran sekelompok
perampok bank menggunakan senjata aneh berkekuatan alien yang berbahaya.
di mana nampaknya semua penjualan senjata tersebut didalangi oleh
seorang misterius berkostum mengerikan bernama Vulture.
Siapakah Vulture
dan dari mana asal senjata-senjata berbahaya yang mereka buat tersebut?
Tapi lebih penting lagi, bisakah Peter Parker menyesuaikan kehidupannya
sebagai Spider-Man bersamaan dengan kehidupannya sebagai remaja ABG yang
masih duduk di sekolah SMA?
Peter Parker sendiri diceritakan sebagai anak sekolah SMA yang masih
berusia 16 tahun. Tentu saja, kebebasannya untuk bisa menjalankan
aksinya sebagai seorang superhero sangatlah berbeda dan lebih ketat
dibandingkan dengan dua film Spider-Man sebelumnya. Hal ini yang lebih
ditekankan oleh film Spider-Man: Homecoming, di mana Peter berjuang
keras bukan untuk supaya bisa terkenal dan populer di mata masyarakat
serta di mata pujaan hati, tetapi lebih bagaimana dirinya ingin
membuktikan diri bahwa ia bisa menjadi seorang pahlawan berkekuatan
super seperti halnya para Avengers di mata dunia, sembari menyeimbangkan
kehidupan nyatanya sebagai murid yang harus bergelut dengan pelajaran
dan ujian serta jam pulang ke rumah tepat waktu. Harus diakui bahwa tema
yang diangkat kali ini memang berbeda dengan film-film sebelumnya,
tetapi mampu memberikan sebuah hal baru yang lebih fresh dan cukup
ringan untuk diterima oleh sebagian besar penonton di beragam usia.
Langkah dan pendekatan yang diambil oleh pihak Sony dan Marvel Studios
kali ini memang terlihat riskan, tetapi nampaknya berbuah sangat baik
pada akhirnya.
Porsi cinta-cintaan dalam film ini juga tidak sebanyak
yang diperkirakan, dengan Peter memiliki senior yang ia sukai tetapi
tidak mati-matian untuk mengejarnya, tetapi hanya sekedar mengagumi dari
jauh dan berusaha untuk membuat perbincangan kecil semata. Porsi humor
serta beragam permasalahan yang ditayangkan juga akan jauh lebih banyak
diambil dari sisi anak sekolahan pada umumnya, tetapi bukan berarti
terlalu berlebihan. Tentu saja yang cukup membuat menarik di sini adalah
relasi Peter Parker sendiri yang berputar di sekitar keluarga dan
teman-teman sekolahnya, mengingat beberapa di antaranya memang memiliki
dampak yang cukup signifikan untuk perkembangan karakter si Peter entah
sebagai Spider-Man atau bukan.
Hal yang cukup disayangkan adalah
bagaimana Spider-Man menggunakan kekuatannya. Anda takkan melihat
Spider-Man mengeluarkan jaring laba-laba langsung dari tangannya, tetapi
ia harus membuatnya sendiri menggunakan solusi kimia dan harus selalu
diisi ulang sendiri ketika habis. Tidak ada juga momen seperti “Spider sense is tingling”
dan semacamnya, karena hampir sebagian besar adegan akan bergantung
kepada kostum khusus buatan Tony Stark untuk Peter, di mana kostum
tersebut memiliki beragam jenis fitur dan akses unik untuk dirinya bisa
mengeluarkan kemampuan jaring laba-labanya. Tapi bukan berarti Peter
tidaklah kuat, karena ada beragam adegan yang menunjukkan seberapa kuat
dan gesitnya Spider-Man, disertai dengan seberapa jeniusnya Peter Parker
itu sendiri. Dan, ya, tidak ada penjelasan kapan dan bagaimana Peter
bisa terkena gigitan laba-laba di sini sekaligus bagaimana paman Ben
meninggal dunia.Harus diakui, Spider-Man: Homecoming merupakan salah
satu film Spider-Man yang sangat menarik sehingga tidak boleh dilewatkan
begitu saja. Selain alur kisah yang cukup ringan dan menarik untuk
disaksikan, film ini tentunya akan menghadirkan beragam adegan aksi dan
baku hantam yang tak kalah menarik, terutama ketika melawan Vulture.
Aktor dan aktris, yang utama maupun pendukungnya, berperan baik dan
memiliki kepribadian menarik masing-masing. Dan harus diakui juga,
Michael Keaton berperan sebagai Vulture cukup membuat merinding ketika
sosoknya muncul di beberapa adegan.
0 komentar:
Post a Comment