The Raid 2: Berandal
Posted by mahasiswa teladan
Posted on Monday, September 18, 2017
with No comments
sinopsis:
The Raid 2: Berandal berkisah tentang Rama, polisi khusus yang
mengira bisa hidup normal setelah keluar dari sarang gangster dan orang
gila (The Raid 1). Kemenangannya dalam pertarungan itu menarik perhatian
gangster yang lebih besar lagi.
Disini Rama ditugaskan ke dalam sebuah misi penyamaran, dengan menyusup
ke dalam sebuah sindikat kriminal yang kejam di Jakarta demi melindungi
keluarganya dan mengungkap adanya korupsi yang sangat parah dalam tubuh
kepolisian.
Rama diminta untuk tetap waspada saat melakukan penyamaran. Karena
setelah penyerbuan di sarang gembong narkoba bernama Tama (Ray
Sahetapy), nyawa Rama dan keluarganya dalam bahaya. Rama pun ditugaskan
mendekati Ucok (Arifin Putra), anak dari bos narkoba bernama Bangun (Tio
Pakusadewo).
Rama harus mencari informasi yang menghubungkan Bangun dengan korupsi
yang terjadi di Kepolisian Daerah Metro Jaya sambil menyalurkan dendam
pribadi, dia harus menyamar dengan memasuki dunia kriminal mulai dari
penjara.
review:
review:
Sebelum melanjutkan membaca, untuk yang
belum nonton saya beri info bahwa tulisan selanjutnya akan ada beberapa
part spoiler. Jadi, resiko tanggung sendiri yaa..
Secara pribadi, menurut saya film The
Raid 2 Berandal ini JAUH LEBIH BAIK jika dibandingkan dengan cerita film
sebelumnya. Pada film ini, alur cerita lebih kompleks dan tidak terlalu
lurus. Lokasi dimana cerita film berjalan juga cukup beragam, jadi
benar-benar menikmati bagaimana cerita film dan tiap adegan
berpindah-pindah. Selain itu, nuansa film ini menurut saya lebih terang.
Kalau yang pertama kan di dalam gedung, dan banyak nuansa gelap-gelapan
gitu
Hal yang ditonjolkan dari film
The Raid 2 ini adalah martial arts, atau bahasa awam saya adalah adegan
perkelahian. Dan memang ketika menonton film ini kemarin, setiap adegan
perkelahian yang ditampilkan berhasil membuat penonton menahan nafas
tegang. Salah satu adegan perkelahian paling epic adalah antara Rama
(Iko Uwais) dan The Assassin (Cecep Arif Rahman) di dapur. Terasa sekali
pertarungan pencak silat khas Indonesia, walaupun pada akhirnya menjadi
makin brutal.
Ada beberapa point menarik yang muncul
dan menjadi daya tarik tersendiri di film ini, meski ada juga beberapa
adegan yang janggal dan membuat kita sedikit berfikir.
- Munculnya 3 pembunuh dengan karakter berbeda, namun sangat menarik. Ketiganya adalah The Hammer Girl (Julia Estelle), Baseball Bat Man (Very Tri Yulisman) dan The Assassin. Kalau The Assassin memang jadi pertarungan terakhir dengan pemeran utama. Hammer Girl makin keliatan misterius dengan akting si cantik Julia Estelle. Dan Baseball Bat Man ini…. “Sini Bolanya” itu bikin horor!
- Aksi kejar-kejaran di jalan raya itu seru banget, meski ada beberapa part yang terlihat kalau clip speed itu dipercepat. Tapi enggak masalah, karena masih seru-seru aja. Dan kalau lagi nonton, jangan mikir kalau film ini menceritakan kota Jakarta. Nanti jadi mikir-mikir “kok Jakarta gak macet?“.
- Yayan Ruhian yang dulu jadi Mad Dog di The Raid muncul lagi di film ini. Disini dia memerankan Prakoso, anak buah yang setia dengan keluarga Bangun. Meski tewas secara mengenaskan, saya sempat terkejut dengan pasangan yang dipilihkan untuk menjadi istri si Prakoso ini.
- Ada Epy Kusnandar di film ini. Dan apa yang kita biasa liat di Kang Epy, sama sekali berbeda dengan apa yang bakal kamu liat di film The Raid 2 ini. Karakternya jauh berbeda dan sangat mengejutkan!
- Salju, iya si Prakoso ini tewas bersimbah darah di jalanan penuh salju. Dramatis sih merahnya darah mengalir di salju yang putih. Enggak salah juga, ini film skala Internasional, jadi cerita dan set juga ya yang diterima secara internasional. Cuma karena mindset pas nonton ini Indonesia, jadi mikir kok bisa ada salju ya.
- Banyak adegan yang dipotong. Mungkin enggak banyak-banyak amat, tapi kadang sempet mikir “kok adegan yang di teaser ini enggak ada yah?”. Cuma pihak produksi udah memastikan kalau adegan yang dipotong enggak ngurangi unsur cerita dari film ini sih.
Overall, ini film menurut saya
keren banget. Cuma karena film ini penuh adegan kekerasan, maka
pertimbangkan dulu sebelum mengajak adik atau anak menonton. Beberapa
bioskop kabarnya menolak tegas untuk penonton dibawah usia 17 tahun.
0 komentar:
Post a Comment