The Raid : Redemption
Posted by mahasiswa teladan
Posted on Monday, September 18, 2017
with No comments
sinopsis:
Di
jantung daerah kumuh Jakarta berdiri sebuah gedung apartemen tua yang
menjadi markas persembunyian para pembunuh dan bandit kelas dunia yang
paling berbahaya. Sampai saat ini, blok apartemen kumuh tersebut telah
dianggap tidak pernah tersentuh siapa pun, bahkan untuk perwira polisi
yang paling berani sekalipun. Diam-diam di bawah kegelapan dan
keheningan fajar, sebuah tim elit SWAT (pasukan khusus) berjumlah 20
orang ditugaskan untuk menyerbu apartemen persembunyian tersebut untuk
menyergap gembong narkotik terkenal yang menguasai gedung tersebut.
Tapi
ketika sebuah pertemuan dengan seorang pengintai membuka rencana mereka
dan berita tentang serangan mereka mencapai sang gembong narkotik,
lampu dalam gedung tiba-tiba padam dan semua pintu keluar diblokir.
Terdampar di lantai enam dan tanpa jalan keluar, satuan khusus tersebut
harus berjuang melawan penjahat-penjahat terburuk dan terkejam untuk
bertahan hidup dalam misi penyerbuan tersebut.
review:
Kesan pertama lihat film ini?
Hm.
Ngilu.
Rama sendiri
disini berperan sebagai seorang yang entah namanya apa, yang gue tahu yang
pakaiannya gitu tuh gegana. Iya gak sih?.
Penjahat yang diincar bukan sembarang penjahat. Dia pencuri,
pembunuh, bandar narkoba dan pelaku berbagai kejahatan yang sudah menjadi
buronan utama para polisi. Bukan hanya seorang penjahat kelas kakap, dia pun
rupanya berani membangun sebuah apartemen untuk dikontrakkan kepada para
buronan polisi. Oleh sebab itulah, Rama dan teman-temannya, dibawah komando
sersan Jaka (Joe Taslim) melakukan sebuah misi untuk menangkap penjahat itu
(Rae Sahetapy).
Jaka sendiri mendapat perintah itu langsung dari letnannya.
Namun ternyata, misi itu bukanlah misi resmi. Sang letnan ternyata diutus oleh
seorang yang tak pernah ia sebutkan sebelumnya pada Jaka. Oleh sebab itulah dia
tak bisa mendapat back up atau bantuan saat dia merasa posisinya terpojok saat
menjelajah apartemen itu.
Dan kesalahan terbesar Jaka adalah mengirim pasukan pemula
untuk mengepung apartemen tersebut untuk menghadapi lawan yang rupanya tak
sepadan untuk mereka. Alhasil? Pasukan pun tumbang satu persatu.
Oke, diawal mereka sukses menjalankan misi ini, namun hanya
karena kesalahan setitik, rusaklah susu sebelangga. Si bos berbagai kejahatan
itupun tahu langkah para polisi itu. Setelah mengetahui ada tamu yang tak
diundang masuk kedalam kerajaannya, dia mengiming-imingi penghuni kontrakan
yang semuanya adalah buronan untuk menghabisi mereka dan memberi imbalan yang
sesuai.
Banyak korban berjatuhan. Disisi polisi. Maupun disisi
penjahat. Satu persatu kawan Rama tumbang. Namun kegigihannya sampai akhir
akhirnya membawanya kembali keluar dengan selamat. Lalu, siapa yang turut
selamat bersama Rama dan bisa keluar dari apartemen maut itu?
Bukan karena usahanya sendiri.
Ternyata didalam sarang
penjahat tersebut ada wajah yang tak asing baginya. Andi. Tangan kanan si bos
terasa tak asing bagi Rama. Siapa Andi?Sersan Jaka, pemimpin yang sangat bertanggung jawab tak mau
keluar dari sarang penjahat meski pintu telah terbuka lebar. Melihat anak
buahnya yang masih terkepung didalam, dia akhirnya kembali lagi dengan tujuan
mulianya.Namun naas, nasib tak berpihak padanya. Maddog, tangan kanan si bos
yang satunya, telah merampas masa depan dari tangannya.Sang letnan, penyebab dari segala darah yang tumpah hari
itu, dengan caranya sendiri berusaha keluar dari tempat mengerikan itu.
Penghianatan muncul demi egoismenya sendiri. Mampukan dia keluar? Bagaimana
caranya?
Si bos, dia sudah tahu waktu ini akan tiba. Segala persiapan
telah dilakukannya. CCTV dimana-mana, anak buah yang ahli menembak, beladiri
dan lain-lain dia pun sudah punya. Namun tampaknya kuasanya kali ini tak mampu
lagi menahan takdirnya yang kurang baik hari itu.
Secara keseluruhan, 90% film ini adalah action. Tembak
menembak, baku hantam, bacok membacok, darah dimana-mana. Lihat film ini
rasanya ngilu. Adegan yang ditampilkan kayaknya jelas banget. Apalagi pas
bagian luka dan darah yang mengalir.
0 komentar:
Post a Comment