The Warriors (1979)
Posted by mahasiswa teladan
Posted on Saturday, September 16, 2017
with No comments
The Warriors (1979)
review:
Cyrus, ketua geng seluruh Amerika dengan gengnya “Riffs” mengadakan
pertemuan yang dihadiri semua geng yang ada di Amerika. Untuk membahas
daerah kekuasaan masing-masing geng, supaya tidak terjadi lagi
pertarungan antar geng. Dengan syarat yang menghadiri pertemuan itu
tidak membawa senjata apapun.
Banyak geng yang mendatangi pertemuan besar itu.
Destrozed, Hi Hats, Panzers, Trunbull Ac’s, Orphans dan masih banyak
lagi geng yang akan mendatangi pertemuan itu.
Begitu juga dengan The Warriors. Cleon, pimpinan mereka
mengajak 8 anggota terbaiknya. Snow, pria tinggi hitam berambut afro.
Fox, pria bermuka mirip rubah. Swan, tangan kanan Cleon. Vermin, susah
ditebak. Ajax, mesin pembunuh yang kuat. Coboy, tidak pernah lepas dari
topi koboynya. Choochise, sang pelari keturunan Amerika-Afrika, dan
Rembart, seniman The Warriors dengan piloxnya.
Seperti kebanyakan geng-geng lain. Mereka bersepuluh juga
menggunakan kereta bawah tanah untuk menghadiri pertemuan yang dipimpin
Cyrus. Di perjalanan, The Warriors dengan hati senang bercanda tawa
bahkan Coboy sampai marah ketika topi kebanggaannya diambil Ajax untuk
bermain-main bersama beberapa anggota geng yang lain.
Setelah semua geng telah berkumpul disana. Cyrus pun
langsung memulai pidatonya diatas panggung. Dengan kebijaksanaan dan
karismanya, Cyrus berhasil mendamaikan seluruh geng. Bahkan tak jarang
tepukan tangan terarah padanya.
Sampai saat ia naik ke atas mimbar dan menyebutkan inti
dari pidatonya tadi, bahwa akan ada pembagian wilayah untuk
masing-masing geng. Tapi, salah satu dari para geng yang hadir(kalau
tidak salah dari geng Regues) ternyata membawa pistol. Karena tidak
setuju akn visi Cyrus, dia pun menmbaknya secara bersembunyi. Cyrus pun
jatuh dan tewas. Fox yang melihat penembak itu pun hanya diam karena
saat ia akan berteriak. Pistol itu pun mengarah padanya.
Cleon yang dekat dengan tempat terjatuhnya Cyrus pun
mendekati dan bermaksud menolongnya. Tapi, penembak itu segera
berteriak, The Warriors pembunuhnya. Langsung, tangan kanan Cyrus dan
anak buahnya menghajar Cleon yang kaget akan pernyataan itu. Ia pun
memberi kode supaya anggota gengnya kabur dari tempat itu, dan disinilah
cerita tentang Cleon berkhir.
Inilah jalan cerita awalnya “Perjalanan Pulang The
Warriors”. Mengetahui ke-9 anak buah Cleon sudah pergi. Riff pun bekerja
sama dengan seorang DJ radio untuk mengabarkan tentang keberadaan The
Warriors pada seluruh masyarakat dan menjadikan The Warriors sebagai
buronan hidup atau pun mati bagi semua geng. Karena mereka beranggapan,
The Warriors tidak setuju akan isi pidato Cyrus itu.
Perjalanan The Warriors pun tidak mulus. Pertama mereka
harus menentukan pimpinan, antara Swan atau Ajax. Walau tidak terima,
Ajax pun mengakui kalau Swan lebih pantas menjadi pimpinan mereka.
Saat mereka beristirahat di sebuah jalan. Bus patroli
Trunbull melihat keberadaan mereka. Trunbull pun mengejar mereka dengan
bus itu. Masih ingatkan, moment ini di game, yang masih saya ingat
adalah ketika mereka telah selamat dari kejaran Trunbull, dan Ajax
langsung mengacungkan jari tengahnya pada Trunbull.
Karena marah, geng Trunbull pun turun dari bus dan
mengejar mereka ke stasiun. Tapi naas, The Warriors telah masuk kereta
dan kereta pun mulai berjalan. Lalu mereka pun bertemu dengan teman wanita Fox, Mercy
yang sebelumnya harus menemui konflik dengan salah satu geng kecil yang
menyukai warna hijau, The Orphans.
Karena ada kebakaran. Kereta yang mereka bersepuluh
tumpangi pun berhenti di sebuah stasiun bawah tanah. Mereka pun
merencanakan tempat pertemuan di stasiun lain dan berlari berhamburan
menjadi 3 kelompok setelah melihat beberapa polisi telah mendekat.
Fox bersama Mercy membuat jalur sendiri dengan mengelabui
para polisi yang mengejar teman-teman mereka. Tapi saat mereka berlari
di pinggir rel kereta. Fox dihadang oleh seorang polisi yang muncul dari
salah satu pilar. Fox pun berhadapan dengan polisi itu dan menyuruh
Mercy untuk berlari menjauh.
Tapi Fox gagal mengalahkan polisi itu, ia pun terpental
jatuh ke rel dan tak berapa saat kereta pun melindasnya. Walau pun saya
meniakan dan tidak percaya. Ternyata Fox telah tewas. Saksi mata pun
telah tiada.
Ketika berhasil keluar dari stasiun. Swan, Ajax, Snow dan
Coboy pun dikagetkan oleh geng baseball. The Furies yang ternyata telah
menunggu mereka berempat dengan tongkat baseball di luar stasiun.
Mereka berempat pun segera lari, tapi Furius masih tetap mengejar
mereka.
Sampai di suatu taman, mereka berempat pun meladeni
Furies. Walau Coboy terjatuh dan dapat dikalahkan oleh katua geng Furies
dengan tongkatnya. Tapi mereka bertiga, khususnya sang mesin pembunuh,
Ajax berhasil membalaskan dendamnya. The Furies pun dapat terkalahkan.
DJ pun segera menyiarkan kekalahan The Furies lewat radio. Mereka berempat pun pergi ke tempat yan telah The
Warriors sepakati. Tapi di perjalanan, Ajax berhasil tergoda oleh
seorang wanita. Ia pun menyuruh agar teman-temannya pergi, dan dia akan
menyusul. Mereka bertiga pun segera meninggalkan Ajax dengan wanita itu.
Tapi Ajax baru sadar kalau wanita itu seorang polisi Myanmar saat
tangannya telah diborgol dengan kursi taman. Tak lama kemudian, mobil
polisi pun datang dan membawa Ajax.
Disisi lain, Choochise, Vermin dan Rembart yang berhasil
meloloskan diri dari para polisi di stasiun malah tertipu daya oleh
wanita-wanita The Lizzies. Seperti yang saya ceritakan diatas. Mereka
bertiga berhasil keluar dari markas The Lizzies dengan bentrok
bersenjata oleh salah satu anggota Lizzies yang ternyata menggunakan
pistol.
Mereka pun menuju ke tempat yang telah mereka sepakati.
Tak berapa lama, Snow dan Coboy pun datang membawa tongkat baseball yang
mereka ambil dari Furies. Sambil menunggu Swan yang sedang mencari
Mercy, mereka pun menceritakan kejadian yang mereka alami, termasuk saat
Ajax akan menyusul.
Ketika bertemu Mercy, Swan pun sadar kalau sebenarnya dia
telah diikuti geng Punk dengan ketua bersepatu roda membawa sebilah
pisau lipat. Tak lama kemudian, Snow dan keempat temannya datang. Swan
pun menyuruh mereka untuk bersembunyi di toilet bersamanya dan Mercy.
Seperti yang mereka telah duga, geng The Punk pun masuk
ke dalam ruang toilet itu. Pertarungan antara The Warriors dengan Punk
pun berlangsung dengan kode semprotan pilox orenge dari Rembart pada
muka ketua The Punk. Walau pun setelah itu Rembart hanya bisa melihat
perkelahian keras teman-temannya melawan Punk.
Akhirnya The Warriors bisa mengalahkan The Punk juga. Berita itu pun akhirnya juga tersebar oleh DJ radio itu.
Tanpa diduga, ternya Swan telah mengambil pisau lipat
Punk dan mengajak teman-temannya untuk segera melanjutkan perjalanan
dengan berjalan kaki. Di perjalanan, mereka sempat dikejar oleh geng
Regues menggunakan mobilnya. Pimpinan The Regues pun mengajak The Warriors untuk
bertemu di pantai, menyelesaikan permasalahan. Swan pun menyetujuinya.
Seperti yang telah disepakati, The Warriors bersama Mercy
pun menemui The Regues di pantai. Ternyata, disana telah ada gerombolan
orang-orang Riffs, yang menganggap The Warriors penjahat utamanya. Tak
disangka orang-orang Riffs hanya melihat, dan menyerahkan The Warriors
pada The Regues.
Akhirnya Swan pun berhadapan dengan pimpinan The Regues,
mendengar semua ceramahnya dan hanya terkadang menjawab perkataannya.
Tak disangka, pimpinan The Regues yang merasa tersudut oleh jawaban Swan
yang mengetahui kalau dia lah pembunuhnya. Merasa tersudut, pimpinan Regues pun berkata dengan
lantang tentang semua perbuatnya pada Cyrus. Setelah itu, ia
mengacungkan pistol yang sama untuk membunuh Cyrus pada Swan. Tak kehilangan akal, Swan lalu mengambil pisau lipat
milik The Punk dan melemparkannya pada tangan pimpinan itu. Pistol pun
jatuh dari tangan. Gerombolan Riffs pun langsung menangkap pimpinan
beserta gengnya, the Regues. Merasa sangat bersalah, pimpinan baru Riff langsung
meminta maaf pada The Warriors. Karena telah membuata teman-teman mereka
berpisah. Swan pun mengacuhkan perkataan pimpinan Riff itu dan mengajak
The Warriors untuk pulang.
0 komentar:
Post a Comment