Home » , » The Warriors (1979)

The Warriors (1979)

The Warriors (1979)

review:
Cyrus, ketua geng seluruh Amerika dengan gengnya “Riffs” mengadakan pertemuan yang dihadiri semua geng yang ada di Amerika. Untuk membahas daerah kekuasaan masing-masing geng, supaya tidak terjadi lagi pertarungan antar geng. Dengan syarat yang menghadiri pertemuan itu tidak membawa senjata apapun.
    Banyak geng yang mendatangi pertemuan besar itu. Destrozed, Hi Hats, Panzers, Trunbull Ac’s, Orphans dan masih banyak lagi geng yang akan mendatangi pertemuan itu.


     Begitu juga dengan The Warriors. Cleon, pimpinan mereka mengajak 8 anggota terbaiknya. Snow, pria tinggi hitam berambut afro. Fox, pria bermuka mirip rubah. Swan, tangan kanan Cleon. Vermin, susah ditebak. Ajax, mesin pembunuh yang kuat. Coboy, tidak pernah lepas dari topi koboynya. Choochise, sang pelari keturunan Amerika-Afrika, dan Rembart, seniman The Warriors dengan piloxnya.
   Seperti kebanyakan geng-geng lain. Mereka bersepuluh juga menggunakan kereta bawah tanah untuk menghadiri pertemuan yang dipimpin Cyrus. Di perjalanan, The Warriors dengan hati senang bercanda tawa bahkan Coboy sampai marah ketika topi kebanggaannya diambil Ajax untuk bermain-main bersama beberapa anggota geng yang lain.
   Setelah semua geng telah berkumpul disana. Cyrus pun langsung memulai pidatonya diatas panggung. Dengan kebijaksanaan dan karismanya, Cyrus berhasil mendamaikan seluruh geng. Bahkan tak jarang tepukan tangan terarah padanya.
            Sampai saat ia naik ke atas mimbar dan menyebutkan inti dari pidatonya tadi, bahwa akan ada pembagian wilayah untuk masing-masing geng. Tapi, salah satu dari para geng yang hadir(kalau tidak salah dari geng Regues) ternyata membawa pistol. Karena tidak setuju akn visi Cyrus, dia pun menmbaknya secara bersembunyi. Cyrus pun jatuh dan tewas. Fox yang melihat penembak itu pun hanya diam karena saat ia akan berteriak. Pistol itu pun mengarah padanya.
    Cleon yang dekat dengan tempat terjatuhnya Cyrus pun mendekati dan bermaksud menolongnya. Tapi, penembak itu segera berteriak, The Warriors pembunuhnya. Langsung, tangan kanan Cyrus dan anak buahnya menghajar Cleon yang kaget akan pernyataan itu. Ia pun memberi kode supaya anggota gengnya kabur dari tempat itu, dan disinilah cerita tentang Cleon berkhir.
     Inilah jalan cerita awalnya “Perjalanan Pulang The Warriors”. Mengetahui ke-9 anak buah Cleon sudah pergi. Riff pun bekerja sama dengan seorang DJ radio untuk mengabarkan tentang keberadaan The Warriors pada seluruh masyarakat dan menjadikan The Warriors sebagai buronan hidup atau pun mati bagi semua geng. Karena mereka beranggapan, The Warriors tidak setuju akan isi pidato Cyrus itu.
    Perjalanan The Warriors pun tidak mulus. Pertama mereka harus menentukan pimpinan, antara Swan atau Ajax. Walau tidak terima, Ajax pun mengakui kalau Swan lebih pantas menjadi pimpinan mereka.
    Saat mereka beristirahat di sebuah jalan. Bus patroli Trunbull melihat keberadaan mereka. Trunbull pun mengejar mereka dengan bus itu. Masih ingatkan, moment ini di game, yang masih saya ingat adalah ketika mereka telah selamat dari kejaran Trunbull, dan Ajax langsung mengacungkan jari tengahnya pada Trunbull.
     Karena marah, geng Trunbull pun turun dari bus dan mengejar mereka ke stasiun. Tapi naas, The Warriors telah masuk kereta dan kereta pun mulai berjalan. Lalu mereka pun bertemu dengan teman wanita Fox, Mercy yang sebelumnya harus menemui konflik dengan salah satu geng kecil yang menyukai warna hijau, The Orphans.
     Karena ada kebakaran. Kereta yang mereka bersepuluh tumpangi pun berhenti di sebuah stasiun bawah tanah. Mereka pun merencanakan tempat pertemuan di stasiun lain dan berlari berhamburan menjadi 3 kelompok setelah melihat beberapa polisi telah mendekat.


     Fox bersama Mercy membuat jalur sendiri dengan mengelabui para polisi yang mengejar teman-teman mereka. Tapi saat mereka berlari di pinggir rel kereta. Fox dihadang oleh seorang polisi yang muncul dari salah satu pilar. Fox pun berhadapan dengan polisi itu dan menyuruh Mercy untuk berlari menjauh.
    Tapi Fox gagal mengalahkan polisi itu, ia pun terpental jatuh ke rel dan tak berapa saat kereta pun melindasnya. Walau pun saya meniakan dan tidak percaya. Ternyata Fox telah tewas. Saksi mata pun telah tiada.
     Ketika berhasil keluar dari stasiun. Swan, Ajax, Snow dan Coboy pun dikagetkan oleh geng baseball. The Furies yang ternyata telah menunggu mereka berempat dengan tongkat baseball di luar stasiun. Mereka berempat pun segera lari, tapi Furius masih tetap mengejar mereka.
     Sampai di suatu taman, mereka berempat pun meladeni Furies. Walau Coboy terjatuh dan dapat dikalahkan oleh katua geng Furies dengan tongkatnya. Tapi mereka bertiga, khususnya sang mesin pembunuh, Ajax berhasil membalaskan dendamnya. The Furies pun dapat terkalahkan.
     DJ pun segera menyiarkan kekalahan The Furies lewat radio. Mereka berempat pun pergi ke tempat yan telah The Warriors sepakati. Tapi di perjalanan, Ajax berhasil tergoda oleh seorang wanita. Ia pun menyuruh agar teman-temannya pergi, dan dia akan menyusul. Mereka bertiga pun segera meninggalkan Ajax dengan wanita itu. Tapi Ajax baru sadar kalau wanita itu seorang polisi Myanmar saat tangannya telah diborgol dengan kursi taman. Tak lama kemudian, mobil polisi pun datang dan membawa Ajax.
     Disisi lain, Choochise, Vermin dan Rembart yang berhasil meloloskan diri dari para polisi di stasiun malah tertipu daya oleh wanita-wanita The Lizzies. Seperti yang saya ceritakan diatas. Mereka bertiga berhasil keluar dari markas The Lizzies dengan bentrok bersenjata oleh salah satu anggota Lizzies yang ternyata menggunakan pistol.
     Mereka pun menuju ke tempat yang telah mereka sepakati. Tak berapa lama, Snow dan Coboy pun datang membawa tongkat baseball yang mereka ambil dari Furies. Sambil menunggu Swan yang sedang mencari Mercy, mereka pun menceritakan kejadian yang mereka alami, termasuk saat Ajax akan menyusul.
     Ketika bertemu Mercy, Swan pun sadar kalau sebenarnya dia telah diikuti geng Punk dengan ketua bersepatu roda membawa sebilah pisau lipat. Tak lama kemudian, Snow dan keempat temannya datang. Swan pun menyuruh mereka untuk bersembunyi di toilet bersamanya dan Mercy.
     Seperti yang mereka telah duga, geng The Punk pun masuk ke dalam ruang toilet itu. Pertarungan antara The Warriors dengan Punk pun berlangsung dengan kode semprotan pilox orenge dari Rembart pada muka ketua The Punk. Walau pun setelah itu Rembart hanya bisa melihat perkelahian keras teman-temannya melawan Punk.
    Akhirnya The Warriors bisa mengalahkan The Punk juga. Berita itu pun akhirnya juga tersebar oleh DJ radio itu.
    Tanpa diduga, ternya Swan telah mengambil pisau lipat Punk dan mengajak teman-temannya untuk segera melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Di perjalanan, mereka sempat dikejar oleh geng Regues menggunakan mobilnya. Pimpinan The Regues pun mengajak The Warriors untuk bertemu di pantai, menyelesaikan permasalahan. Swan pun menyetujuinya.
    Seperti yang telah disepakati, The Warriors bersama Mercy pun menemui The Regues di pantai. Ternyata, disana telah ada gerombolan orang-orang Riffs, yang menganggap The Warriors penjahat utamanya. Tak disangka orang-orang Riffs hanya melihat, dan menyerahkan The Warriors pada The Regues.


    Akhirnya Swan pun berhadapan dengan pimpinan The Regues, mendengar semua ceramahnya dan hanya terkadang menjawab perkataannya. Tak disangka, pimpinan The Regues yang merasa tersudut oleh jawaban Swan yang mengetahui kalau dia lah pembunuhnya. Merasa tersudut, pimpinan Regues pun berkata dengan lantang tentang semua perbuatnya pada Cyrus. Setelah itu, ia mengacungkan pistol yang sama untuk membunuh Cyrus pada Swan. Tak kehilangan akal, Swan lalu mengambil pisau lipat milik The Punk dan melemparkannya pada tangan pimpinan itu. Pistol pun jatuh dari tangan. Gerombolan Riffs pun langsung menangkap pimpinan beserta gengnya, the Regues. Merasa sangat bersalah, pimpinan baru Riff langsung meminta maaf pada The Warriors. Karena telah membuata teman-teman mereka berpisah. Swan pun mengacuhkan perkataan pimpinan Riff itu dan mengajak The Warriors untuk pulang.


Share This :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2016 PENIKMAT FILM