Comic 8: Casino Kings part 1
Posted by mahasiswa teladan
Posted on Monday, September 18, 2017
with No comments
REVIEW:
Sukses mengalahkan “Berandal” dengan selisih angka 200 ribuan, “Comic 8” jadi yang paling laris tahun lalu, ditonton 1.624.067 penonton (menurut catatan situs filmindonesia.or.id). Pertanyaannya, apakah Anggy Umbara sanggup melampaui angka yang didapat film pertama? di tengah minat menonton film Indonesia yang sedang menurun? setidaknya walaupun tidak bisa melangkahi jumlah penonton yang dihasilkan predesesornya—melihat dari konten filmnya yang lebih sinting, sekuel “Comic 8” kemungkinan bisa mengumpulkan angka sejuta penonton. Yah, film ini punya potensi untuk jadi lebih sukses, toh Anggy Umbara tidak saja bawa “pasukan” yang lebih besar, tapi juga sudah menyiapkan formula hiburan dengan dosis kegilaan yang dilipatgandakan. Dengan bujet yang tidak main-main, sekitar 20 miliar, saya tentu saja menaruh ekspektasi yang lebih untuk “Comic 8: Casino Kings Part 1”, apalagi dengan trailer-nya yang menjanjikan banyak sekali adegan edan-edanan, termasuk penampakan buaya raksasa yang mengejar Arie Kriting dan kawan-kawan.
Sukses mengalahkan “Berandal” dengan selisih angka 200 ribuan, “Comic 8” jadi yang paling laris tahun lalu, ditonton 1.624.067 penonton (menurut catatan situs filmindonesia.or.id). Pertanyaannya, apakah Anggy Umbara sanggup melampaui angka yang didapat film pertama? di tengah minat menonton film Indonesia yang sedang menurun? setidaknya walaupun tidak bisa melangkahi jumlah penonton yang dihasilkan predesesornya—melihat dari konten filmnya yang lebih sinting, sekuel “Comic 8” kemungkinan bisa mengumpulkan angka sejuta penonton. Yah, film ini punya potensi untuk jadi lebih sukses, toh Anggy Umbara tidak saja bawa “pasukan” yang lebih besar, tapi juga sudah menyiapkan formula hiburan dengan dosis kegilaan yang dilipatgandakan. Dengan bujet yang tidak main-main, sekitar 20 miliar, saya tentu saja menaruh ekspektasi yang lebih untuk “Comic 8: Casino Kings Part 1”, apalagi dengan trailer-nya yang menjanjikan banyak sekali adegan edan-edanan, termasuk penampakan buaya raksasa yang mengejar Arie Kriting dan kawan-kawan.
Baiklah, tak perlu menunggu hingga
paragraf keempat untuk katakan Anggy dan pasukan komikanya telah
berhasil menghibur saya, “Comic 8: Casino Kings” telah membuat saya
tertawa saja sudah cukup, sebagai bonusnya film ini juga berikan banyak
aksi-aksi gila yang mengasyikkan. Seperti kata Fico Fachriza “tidak
perlu pakai nalar dan logika biasa”, bahkan sebetulnya kita memang tidak
memerlukan yang namanya nalar dan logika untuk bisa menikmati apa yang
disodorkan oleh Anggy. “Comic 8: Casino Kings” memang tidak seluruhnya
memenuhi ekspektasi saya, tapi setidaknya sekuelnya sudah terlihat lebih
baik ketimbang film pertama yang terasa hambar dan tidak lucu—saya
pulang dengan wajah datar dan gerutu sepanjang jalan “film apa yang baru
saja saya tonton, arrrgh!”. Mungkin ini hanya selera humor saya yang
menolak untuk mengerti dimana letak lucunya 8 komika di film pertama,
untungnya “Comic 8: Casino Kings” bagian kesatu masih punya beberapa
kelucuan yang bisa saya tertawakan. Adegan pembuka yang kelihatan kacau
dengan para komika berlarian kesana-kemari lalu dimakan buaya, adalah
salah satu bagian yang menyenangkan, sekaligus bagian yang mempertegas
jika “Comic 8: Casino Kings” tetap film yang Anggy banget, lengkap
dengan signature style-nya, termasuk gaya editing-nya yang agak nyeleneh itu.
Tembakan-tembakan, ledakan, pesawat jet
pribadi, mobil-mobil mewah, buaya segede gaban, kasino megah, dan visual
efek yang berhamburan. Okay, “Comic 8: Casino Kings” jelas
sebuah paket hiburan yang jarang ditawarkan oleh film lokal, dan Anggy
tahu bagaimana membawa kedelapan komikanya untuk naik ke level
berikutnya. “Comic 8: Casino Kings” seperti sebuah pesta besar
gila-gilaan, yang hanya punya satu tujuan: membuat siapapun yang hadir
merasakan pengalaman menyenangkan dan terhibur, tak saja oleh lebih
banyaknya peluru berterbangan, tapi juga oleh lebih banyak orang yang
coba untuk melawak. Soal komedi, film ini akan tampak seperti restoran
padang yang menyediakan beragam masakan, kita hanya tinggal memilih mana
yang sesuai selera, mau itu ayam balado atau gulai cumi. Walau masih
tetap memakai resep lama dari film pertama, mengandalkan komedi
keroyokannya Babe Cabiita dan kawan-kawan komikanya, selera humor saya
setidaknya diberi kesempatan untuk memilih mana lawakan yang lucu dan
tidak lucu, atau lawakan yang tidak lucu karena memang saya tidak
mendengar dengan jelas dialognya. Untungnya, tak seperti film pertama,
kali ini saya tertawa oleh beberapa guyonannya yang memang terdengar
kocak di kuping.
“Comic 8: Casino Kings” melakukan sebuah pertaruhan
besar dengan membagi filmnya menjadi dua bagian, bisa jadi bakal untung
atau malah buntung, semua tergantung di bagian kesatu, apakah mampu
membuat penontonnya termotivasi untuk membeli tiket lagi untuk bagian
kedua. Walaupun pada akhirnya part satu ini menjadi kelihatan
serba tanggung, tapi setidaknya film ini kemudian berhasil membuat saya
penasaran dengan aksi para komika selanjutnya, rintangan model apalagi
yang akan menghambat misi mereka untuk menangkap “The King”, yang
katanya gembong kriminal tersebut. “Comic 8: Casino Kings” jelas lebih
kelihatan unggul dibandingkan dengan film pertama, Anggy mengabulkan
harapan banyak penonton yang ingin melihat sekuel yang lebih bombastis
dan menggelegar. Tak hanya dari segi action yang menampilkan
berondongan aksi-aksi penuh ledakan dan peluru yang dezing kesana dezing
kemari, tapi juga suguhan set artistiknya yang bermegah-megahan
memanjakan mata. Tempelan efek visual dan CGI-nya pun dirasa cukup
efektif, beragam adegan action yang disodorkan jadi lebih seru
untuk ditonton. “Comic 8: Casino Kings” sudah membuat saya terhibur,
tertawa dan bersenang-senang, sekarang saya tidak sabar untuk melihat part kedua
0 komentar:
Post a Comment